Menganalisis Dan Mencari Refrensi-Refrensi Yang Relevan

 Nama:Habil Fajar Falak

 Npm:202246500653

 Kelas:R3I

 Mata Kuliah:Filsafat Seni

 Dosen Pengampu:Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.


                                                                        Menganalisis 30 Artikel meliputi      

                                       objek,Teori/Pendekatan,Analisis dan Kesimpulan


1.REPRESENTASI MAKNA DALAM LUKISAN “THE SCREAM” KARYA EDVARD MUNCH DALAM PERSPEKTIF TEORI KRITIK SENI


~Objek:LUKISAN “THE SCREAM” KARYA EDVARD MUNCH

~Teori/Pendekatan:teori kritik seni

Teori kritik seni menjadi gagasan dalam sebuah kritik seni. Dalam kutipan disebutkan, "Kegiatan kritik merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan dengan kegiatan memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni. Termasuk di dalamnya berupa kecaman dan tanggapan yang disertai dengan pertimbangan dan argumen atas kelebihan karya seni yang di kritik.

~Analisis: Hasil analisis kritik seni terhadap lukisan The Scream ini ditinjau dari berbagai aspek kritik seni, baik dari segi deskrisi, interpretasi tentang warna, ekspresi dan suasana serta memberikan kesimpulan bahwa karya ini mengisahkan tentang makna visual objek yang berdiri di atas jembatan sambil memegang pipinya sebagai bentuk ekspresi yang bercampur dengan rasa dengan nuansa psikologi yang multiinterpretasi dalam dimensi visual karyanya.

~Kesimpulan:Perbandingan Artikel

Teori kritik seni menjadi gagasan dalam sebuah kritik seni. Dalam kutipan disebutkan, "Kegiatan kritik merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan dengan kegiatan memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni.Hasil analisis kritik seni terhadap lukisan The Scream ini ditinjau dari berbagai aspek kritik seni, baik dari segi deskrisi, interpretasi tentang warna, ekspresi dan suasana serta memberikan kesimpulan bahwa karya ini mengisahkan tentang makna visual objek yang berdiri di atas jembatan sambil memegang pipinya sebagai bentuk ekspresi yang bercampur dengan rasa dengan nuansa psikologi yang multiinterpretasi dalam dimensi visual karyanya.

Sedangkan Artikel saya menganalisis objek dengan menggunakan teori Ekspresionisme dan impresionisme,dimana menampilkan ekspresi atau perasaan yang dituangkan kedalam karya yaitu karya wheatfield with crows


2.EKSPRESI DALAM SENI PATUNG KARYA GIUSEPPE PONGOLINI

~Objek:SENI PATUNG KARYA GIUSEPPE PONGOLINI

~Teori/Pendekatan:teori Ekspresionisme

~Analisis:karena ekspresi merupakan ungkapan perasaan dari seniman dengan melihat fenomena-fenomena yang terjadi. Kemudian fenomena tersebut menjadi daya rangsangan (stimulus) bagi seniman untuk menvisualkannya melalui perenungan (kontemplasi) yang mendalam diolah menurut pikiran dan imajinasinya yang kemudian diekspresikan melalui media seni. Tentu dalam mengekspresikan emosi-emosi dalam karya seni patung tersebut lebih tertata dan sangat membutuhkan waktu yang lama, apabila seorang pematung membuat karya dalam waktu singkat atau dengan kata lain tergesa-gesa maka karya yang dihasilkan tidak mempunyai nilai estetik.

~Kesimpulan:Perbandingan Artikel

Tentu dalam mengekspresikan emosi-emosi dalam karya seni patung tersebut lebih tertata dan sangat membutuhkan waktu yang lama, apabila seorang pematung membuat karya dalam waktu singkat atau dengan kata lain tergesa-gesa maka karya yang dihasilkan tidak mempunyai nilai estetik.Dengan teori ekspresionisme juga menguatkan dan memunculkan ekspresi patung.

Begitu juga dengan objek karya yang saya analisis,karya wheatfield with crows juga menggunakan teori ekspresi atau ekspresionisme dimana memunculkan perasaan atau ekspresi kedalam karya lukisan.


3.ANALISIS ID QUOD VISUM PLACET DALAM “RUMORS” KARYA SENI LUKIS HYPERREALISM ANTOE BUDIONO

~Objek:RUMORS karya seni lukis 

~Teori/Pendekatan:teori estetika Thomas Aquinas

keindahan menurut Thomas Aquinas dikatakan sebagai Id Quood Visum Placet atau sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat, dimana didalamnya terdapat 3 syarat keindahan yang harus ada didalam suatu karya seni untuk dikatakan indah yaitu keutuhan, keselarasan, dan kecemerlangan. K

~Analisis:Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan penulis pada karya “Rumors” seniman Antoe Budiono diperoleh hal baru bahwa karya ini memiliki nilai estetika sebagai Iq Quod visum placet karena memenuhi 3 syarat keindahan yang ada di dalam Teori Estetika Thomas Aquinas yang terdiri dari keutuhan, keselarasan, dan kecemerlangan. Dimana keutuhan pada karya ini diperoleh dari adanya saling hubungan antar elemen yang ada didalam karya pada akhirnya akan terbentuk suatu kesatuan yang utuh dalam bingkai karya yang berjudul “rumors” karena kumpulan elemen didalam karya tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya.

~Kesimpulan:Dalam menganalisis kecemerlangan yang menitik beratkan pada elemen pemikiran, maka dapat terlihat melalui kedalaman makna yang melatarbelakangi karya Rumors terbentuk. Melalui karya ini, seniman mengangkat kisah tentang “rumors” atau kabar burung yang beredar luas dikalangan dimasyarakat, dan berujung pada masyarakat yang tidak selektif dalam memilah informasi yang diterima, pada akhirnya akan tenggelam dan termakan oleh kabar yang atau isu yang belum pasti kebenarannya tersebut.

Sedangkan Analisis karya wheatfields with crows yang saya lakukan menganalisis dengan teori Ekspresionisme,dengan melihat latarbelakang pembuatan dan yang membuat juga.


4.Teori Hegemoni Antonio Gramsci dalam Novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo

~Objek:Novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo

~Teori/Pendekatan: teori hegemoni Gramsci

~Analisis:Analisis Hegemoni Gramsci tertuang dalam novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo, dibahas formasi ideologi yang terdapat dalam Student Hijo. Formasi ideologi ditelusuri melalui elemen material dan kemudian dikaji lebih lanjut berkait dengan elemen kesadaran, elemen solidaritas-identitas, serta elemen kebebasan. Bukan suatu keharusan keempat elemen tersebut hadir secara bersamaan. Elemen yang harus muncul tentulah elemen material yang merupakan wujud eksistensi material dalam berbagai aktivitas praktis dan menjelma dalam cara hidup kolektif masyarakat, dalam kehidupan keseharian, lembaga, serta organisasi di tempat praktik sosial berlangsung.

~Kesimpulan:Analisis Hegemoni Gramsci tertuang dalam novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo, dibahas formasi ideologi yang terdapat dalam Student Hijo. Formasi ideologi ditelusuri melalui elemen material dan kemudian dikaji lebih lanjut berkait dengan elemen kesadaran, elemen solidaritas-identitas, serta elemen kebebasan.Sedangkan analisis saya menggunakan teori ekspresionisme dimana kebebasan dalam bereskpresi dan menuangkan perasaan kedalam karya wheatfield with crows


5.APLIKASI TEORI SEMIOTIK DALAM SENI PERTUNJUKAN

~Objek:Seni pertunjukan

~Teori/Pendekatan:Teori semiotik

Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai lambang yang dikomunikasikan. Teori ini lazim dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu termasuk kajian seni pertunjukan, yang difungsikan dalam usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni.Dua tokoh perintis semiotika adalah Ferdinand de Saussure seorang ahli bahasa dari Switzerland dan Charles Sanders Pierce, seorang filosof dari Amerika Serikat.

~Analisis:Semiotik juga dipergunakan di bidang teater. Teater merupakan wahana komunikasi yang kompleks karena ia melibatkan hubungan antara para pelakon/pemain dengan khalayak. Proses menghasilkan makna dalam teater tertakluk (tunduk) kepada sistem tertentu yang melibatkan gabungan lambang lisan dan lambang bukan lisan. Sistem itu penting untuk membolehkan khalayak menginterpretasi fenomena yang dipaparkan.

~Kesimpulan:Perbandingan Artikel

Semiotik adalah sebuah teori yang berkembang dalam berbagai disiplin ilmu, baik itu humaniora, sosial, maupun eksakta. Semiotik awalnya dipergunakan dalam ilmu linguistik, yang ditokohi oleh Pierce dan Saussure. Teori ini meletakkan lambang sebagai bagian dari komunikasi. Komunikasi bisa terjadi secara timbal balik dan sarat dengan makna-makna, baik yang sifatnya denotatif, konotatif, atau tersamar. Dalam seni pertunjukan, teori semiotik digunakan untuk mengkaji aspek-aspek verbal terutama dialog atau teks nyanyian, serta aspek-aspek nonverbal seperti gerak-gerik, mimik muka, layar atau panggung, warna, tata busana, dan lain-lain.

Sedangkan Artikel yang saya buat tentang karya lukis wheatfield with crows menampilkan sebuah warna dan gesture perasaan sedih,depresi yang ditandai dengan karya yang dominan warna gelap.

6.ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK LAGU “LASKAR PELANGI” KARYA NIDJI

~Objek:Laskar Pelangi

~Teori/Pendekatan:Pendekatan semiotika menurut Ferdinand de Saussure

mengembangkan dasar-dasar teori linguistik umum. Kekhasan teorinya terletak pada kenyataan. Dia menganggap bahasa sebagai sistem tanda. Menurut Saussure tanda-tanda, khususnya tanda-tanda kebahasaan, setidak-tidaknya memiliki dua buah karakteristik primordial, yaitu bersifat linier dan arbitrer

~Analisis:menganalisis makna motivasi pada lirik lagu Laskar Pelangi, dengan menggunakan teori semiotika Saussure yakni penanda dan pertanda. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah lirik yang terkandung dalam lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji. Jadi, dalam penelitian ini yang menjadi penanda (signifier) adalah lirik lagu “Laskar Pelangi”, petandanya adalah merupakan hasil dari pemaknaan lirik tersebut.

~Kesimpulan:Setelah melakukan penelitian dengan pembahasan melalui studi pustaka dan interpretasi mengenai “Analisis Semiotika Makan Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji. Akhirnya penulis memberikan kesimpulan seperti dijelaskan di bawah ini. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan makna dalam lirik lagu Nidji yaitu makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Laskar Pelangi”. Peneliti menemukan adanya cerita dibalik lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam menggapai mimpi.

Begitu pula dengan analisis karya yang saya lakukan bertujuan untuk mengetahui makna dan penjelasan dibalik karya wheatfield with crows.


7.KATARSIS SENI PADA LUKISAN “AT ETERNITY’S GATE” KARYA VINCENT VAN GOGH DALAM PANDANGAN KRITIK SENI

link sumber:5651-20215-1-PB.pdf

~Objek: Lukisan AT ETERNITYS GATE

~Teori/Pendekatan:teori Kritik Seni Edmund Burke Feldman

~Analisis:Kritik seni merupakan salah satu cara untuk mengungkap dan memahami makna karya seni. Hasil penelitian mengacu kepada pemakaian warna kuning berlebih juga perpaduan biru sebagai representasi gejala gangguan mental yang dialami oleh Vincent van Gogh. Studi ini bisa dipakai untuk mengungkap makna dari ekspresi visual dari karya seni.

~Kesimpulan:Dalam analisis pada lukisan tersebut melalu kritik seni didapatkan bahwa tanda-tanda mental ilness Vincent van Gogh yang merupakan seorang tortured artist dapat terungkap melalui katarsis seni dalam lukisan At Eternity’s Gate.Vincent van Gogh diketahui memiliki kecenderungan sulit bersosialisasi sehingga lewat lukisan ia dapat mengekspresikan emosi dan perasaannya dengan bebas.Begitu pula dengan Analisis yang saya lakukan teori ekspresionisme bisa menunjukkan makna dan juga perasaan dari si pembuat lukisan tersebut.


8.KAJIAN SENI LUKIS KARYA SUATMADJI TEMA SAVE THE CHILDREN

Sumber:Dyah Eka W.pdf.pdf

~Objek:Karya suatmadji save the children

~Teori/Pendekatan:teori estetika Monroe Beardsley

~Analisis: Bagi Suatmadji kontemporer adalah sarana komunikator. Selain itu, Suatmadji tetap memasukan elemen-elemen tradisional berupa aksen-aksen Jawa yang kental. Proses penciptaan terakhir adalah proses visualisasi atau pembentukan karya. Tahap ini adalah tahap proses berkarya yang dimulai dengan pematangan konsep, perenungan, melihat, eksperimen ataupun finishing akhir melahirkan pembentukan karya.

~Kesimpulan:Hasil analisis menggunakan teori estetika menjadikan Semua karya Suatmadji mengharapkan kesederhanaan, kejujuran kedamaian, bagi kehidupan masyarakat dengan konsep jawa sebagai pendidikan budi pekertinya. Lewat metode analisis Interpretasi pada lukisan Suatmadji dapat mengetahui bahwa karya Suatmadji tema Save The Children periode 2004-2013 menggunakan asas informal (tidak simetris) untuk menggekspresikan makna agar dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh penikmat.Menjadi perbandingan  antara artikel tersebut dengan artikel saya adalah teori yang digunakan serta makna dan tujuan,dalam analisis saya karya wheatfields with crows menjadikan karya tersebut memiliki makna tersendiri.


9.DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS EKSPRESIONISME

~Objek:Karya seni lukis ekspresionisme

~Teori/Pendekatan:teori Ekspresionisme

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan ekpresionisme, dikarenakan dalam karya yang akan dibuat memvisualkan ekspresi yang terkait dengan trauma dari dampak kekerasan seksual.

~Analisis: mengguanakan teori ekspresionisme Proses penciptaan karya seni ini beranjak dari pengalaman pribadi pengkarya dan perasaan simpati pengkarya merespon realitas dampak kekerasan seksual yang juga dialami perempuan lainnya sebagai korban yang sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.

~Kesimpulan:Soedarso SP. dalam Seni Rupa Modern Edisi Revisi berpendapat, bahwa “ekspresionisme adalah suatu gaya seni yang berusaha untuk menggambarkan perasaan subyektif seseorang seniman, individualistis dan pemunculannya tidak bertepatan dengan periode dan negara atau bangsa tertentu,perbandingan antara analisis karya tersebut dengan milik saya adalah ekspresionisme saya menggambarkan makna karya wheatfields with crow.


10.Keberanian dan Kritikan dalam Lukisan Presiden R.I. TH. 2001 SUHARDI

~Objek:lukisan Presiden RI tahun 2001

~Teori/Pendekatan:kritik seni dan teori estetika

~Analisis:Suhardi disebut sebagai pelukis ekspresionis sebab dia tidak hanya mengekspresikan keindahan lukisannya melainkan juga berisikan pandangan dirinya tentang apa yang dituangkanya.Aliran ekspresionisme dalam seni rupa bertujuan untuk mengekspresikan emosi, perasaan, dan pengalaman subjektif seniman melalui karya seni mereka. Hal ini dilakukan dengan cara membebaskan diri dari kaidah dan norma seni tradisional yang kaku, dan dengan memanfaatkan bentuk, warna, dan garis yang ekspresif dan tidak terikat.

~Kesimpulan:Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa artikel ini dibuat untuk menyampaikan keberanian dan kritikan pada masa orde baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto, bentuk penyampaian kritikannya yaitu dalam bentuk lukisan yang menggambarkan sosok dirinya menggunakan seragam jendral dan berbintang dengan tajuk “Presiden RI Th 2001, Suhardi”, yang membuat sang pelukisnya ditahan dengan tuduhan makar. Penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan kontribusi bagi para pengembangan seni rupa di Indonesia serta dapat dijadikan sebagai dorongan masyarakat untuk lebih mengapresiasi karya seni dan budaya yang ada di Indonesia.Untuk Perbandingan dengan artikel saya

adalah tujuan saya melakukan analisis untuk menyampaikan makna dan karya wheatfields with crow berbeda dengan bentuk penyampaian kritik yang dilakukan suhardi dalam analisisnya.


11.Analisis karya pada YANG HAMPA BIAR TERBANG, YANG BERNAS BIAR TINGGAL

~Objek:Karya yang berjudul Yang Hampa Biar Terbang

~Teori/Pendekatan:teori seni rupa

~Analisis:karya yang kemudian penulis buat adalah produk atau hasil dari bagaimana penulis ‘membuka’ dan ‘menutup’ katup perasaaan atau emosinya sehingga apa yang penulis lukiskan bukan lagi kata benda, tapi kata sifat. Apa yang penulis lukiskan bukan pula bentuk fisik sepotong daging secara representasional lagi, melainkan apa yang tersembunyi di dalamnya. Dan dalam teknik melukis, penulis tidak sekadar menyapukan kuas scara konvensional namun melakukan teknik dripping, sapuan yang translucent, brush stroke yang tebal dan opaque, serta torehan charcoal untuk menghasilkan kualitas-kualitas visual yang mampu merepresentasikan berbagai ekspresi dan emosi yang ‘tersembunyi’ tersebut.

~Kesimpulan:Perbandingan Artikel

Analisis pada karya tersebut menggunakan teori seni rupa dimana ingin menunjukkan emosi dan perasaan.Begitu pula dengan analisis yang saya lakukan adalah untuk mengetahui perasaan dan makna dalam karya seni lukis menggunaakan teori ekspresionisme.


12.PENDEKATAN EKSPRESIF DAN OBJEKTIF DALAM NOVEL “MENCARI PEREMPUAN YANG HILANG”.

~Objek:Novel mencari perempuan yang hilang

~Teori/Pendekatan:Pendekatan ekspresif

~Analisis:Pendekatan ekspresif merupakan bentuk ekspresi dari penulis itu sendiri, yaitu tentang pandangan hidup dan idealis pengarang, pesan dan amanat, pengalaman hidup, sampai kondisi pribadi pengarang itu sendiri. Pendekatan obyektif menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri dan bebas baik dari pengarang maupun pembaca.

~Kesimpulan:Analisis tersebut dilakukan untuk memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin pengarang yang bersangkutan. Dengan demikian, segala gagasan, cita rasa, emosi, ide dan angan-angan merupakan dunia dalam pengarang. Jadi, karya sastra merupakan dunia luar yang sesuai dengan dunia dalam, dengan pendekatan ini penilaian karya sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang.Sedangkan Analisis Karya yang saya lakukan adalah untuk mengetahui makna dan perasaan karya lukisan van gogh wheatfield with crow


13.ANALISIS BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DENGAN PENDEKATAN MIMETIK

~Objek:Bumi Manusia

~Teori/Pendekatan:Kritik mimetik (mimetic criticism)

kritik yang memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam, pencerminan atau penggambaran dunia dan kehidupan. Kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran terhadap terhadap objek yang digambarkan, atau yang hendaknya digambarkan.

~Analisis:menggunakan teori kritik mimetik untuk karya bumi manusia.Pada dasarnya karya sastra merupakan perpaduan antara unsur mimetik dan kreasi. Peniruan dan kreativitas, khayalan dan realitas. Karya fiksi (novel) merupakan peniruan atau pencerminan terhadap realitas kehidupan, sekaligus merupakan hasil kreativitas pengarang.

~Kesimpulan:teori kritik mimetik. untuk menelisik keterkaitan fakta yang terkandung dalam karya sastra (novel). Oleh karena itu, pada bagian berikutnya penulis akan menguraikan fakta dan fiksi dalam novel.Perbandingan Artikel dengan milik saya adalah Analisis karya Wheatfield with crow adalah menggunakan teori ekspresionisme yang merujuk pada perasaan dan emosi didalam karya tersebut.


14.ANALISIS NILAI ESTETIKA PADA KARYA SENI LUKIS ARYA SUDRAJAT

~Objek:Karya seni lukis arya sudrajat

~Teori/Pendekatan:Teori Estetika

~Analisis:menggunakan teori estetika,karya seni lukis.Berkaitan dengan hasil penelitian mengenai nilai estetika karya Arya Sudrajat yang berjudul Timbris#1, dapat diketahui unsur-unsur serta prinsip-prinsip seni rupa yang menjadi indikator nilai estetis atau nilai keindahan karya lukisnya. Unsur-unsur tersebut seperti titik, garis, bidang, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. Sedangkan prinsip-prinsipnya adalah kesatuan, keseimbangan, irama dan center of interest. Meskipun terdapat beberapa unsur yang terdapat di dalam karya seni lukis Timbris#1, akan tetapi unsur yang paling menyimbolkan karakter dari objek (kaleng) aslinya adalah unsur garis karena terdapat dua jenis unsur garis yaitu garis lengkung dan garis zigzag.

~Kesimpulan:menganalisis nilai estetika pada sebuah karya seni dapat dilakukan dengan baik. Selain dengan teori-teori yang sudah dipaparkan oleh penulis pada bab sebelumnya, terdapat teori serta strategi yang masih banyak yang bisa dilakukan untuk memahami nilai dari sebuah karya seni seperti dengan teori semiotika, kritik seni dan kajian seni lainnya.Perbandingan dengan analisis karya yang saya miliki adalah estetika dan menunjukkan perasaan karya wheatfield with crow dengan teori ekspresionisme.


15.ANALISIS KARYA LUKIS BERJUDUL “KAKAK DAN ADIK” BERDASARKAN SUDUT PANDANG DE WITT H. PARKER

~Objek:Karya lukis Kakak dan adik

~Teori/Pendekatan:pendekatan estetik menggunakan teori bentuk estetis

~Analisis:Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsep atau ide serta makna yang membentuk keindahan dari bentuk objek yang digunakan, warna yang dipilih, hingga keseluruhan pesan yang hendak disampaikan melalui lukisan ini. Keindahan tersebut dapat diketahui melalui enam asas bentuk estetis dalam karya seni, yaitu: Asas Kesatuan, Asas Tema, Asas Variasi Menurut Tema, Asas Keseimbangan, Asas Perkembangan, dan Asas Tata Jenjang.

~Kesimpulan:Lukisan “Kakak dan Adik” (1971) karya Basuki Abdullah merupakan salah satu produk karya seni rupa yang keindahannya dapat dilihat melalui analisis formal dalam sudut pandang teori bentuk estetis yang dirumuskan oleh DeWitt H. Parker. Hasil analisis ini semakin memperjelas mengenai “apa dan bagaimana” keterkaitan antara unsur-unsur yang termuat pada lukisan dalam menciptakan suatu makna menyeluruh.

Perbandingan dengan Analisis yang saya lakukan adalah memperjelas sekaligus memaparkan makna dan teori ekspresionisme dalam karya wheatfield with crows


16.Ekspresi Visual Human Emotion Dalam Karya Seni Lukis

~Objek:Karya seni lukis

~Teori/Pendekatan:Teori Ekspresif

~Analisis:Emosi merupakan suatu hal mutlak ketika merespon suatu kejadian (Cahyono, 2011). Setiap manusia tidak bisa lepas dari emosi, karena tanpanya, kehidupan manusia akan menjadi kering (Putra Kurniawan & Hasanat, n.d.). Ketika peristiwa datang ke dalam kehidupan, berbagai emosi akan muncul. Ketika peristiwa menguntungkan datang, maka ada yang meresponnya dengan emosi positif, ada yang meresponnya dengan emosi negatif. Hal yang sama akan terjadi dengan peristiwa merugikan ketika ia masuk ke dalam kehidupan. Akan tetapi, ada seorang pribadi yang merespon baik peristiwa menguntungkan maupun merugikan dengan campuran dua emosi yang berlawanan, yaitu emosi positif dan emosi negatif

~Kesimpulan:Menggunakan Teori Ekspresif menjadikan.Emosi merupakan hal mutlak ketika merespon suatu peristiwa. Emosi juga bisa muncul dari hubungan yang terjalin antara kedua belah pihak manusia. Dalam kehidupan ini, manusia tidak bisa lepas dari emosi, karena tanpanya, kehidupan manusia akan menjadi kering. Emosi yang muncul dalam diri manusia bisa bermacam-macam, di antaranya adalah emosi positif, emosi negatif, dan sebuah emosi yang mengandung dua campuran emosi yang berlawanan, yaitu emosi positif dan negatif. Emosi-emosi ini merupakan hal-hal yang perupa miliki dan divisualisasikan berupa wujud lukisan 2 dimensi dengan media cat minyak di atas kanvas.

Perbandingan dengan artikel saya adalah Emosi dan perasaaan yang ada didalam objek karya lukisan wheatfield with crows dengan menggunakan teori Ekspresionisme.


17.ANALISIS KARYA SASTRA Drs. AGUNG WAYAN TJIDERA. M.Si 1998. Dalam Perkembangan Gaya Lukisan Made Wianta Di Tinjau Dari Dimensi Seni Kontemporer.

~Objek:Karya sastra

~Teori/Pendekatan:Teori kontemporer

~Analisis:Perkembangan gaya Made Wianta dilihat dari sudut seni kontemporer, selalu bergerak dan berproses. Artinya gaya yang sudah ditemukan, tidak lagi dilanjutkan secara terus menerus seperti umumnya seniman lainnya. Norma-norma seni þarat (modernisme) yang dikenal dengan seni tinggi atau avant garde, menjadi beban dan ditentang. Oleh sebab itu, gaya periode Karangasem berlainan dengan gaya periode titik-titk serta periode geometrisnya. Konsep dasar Made Wianta dengan filsafat eksistensinya, menggali dan mengembangkan pernik-pernik budaya lokal Bali dan juga menerima pengaruh yang positif dari luar, diangkat lalu diolah menjadi objek karya yang mampu diapresiasi oleh masyarakat dunia, sehingga karya akan eksis di seluruh dunia. Seni kontemporer memberi jalan yang lapang serta luas tidak terbatas, seperti dunia kehidupan ini.

~Kesimpulan:menggunakan teori tersebut adalah menciptakan sebuah konsep bahwa perkembangan terjadi kepada gaya made winata.Perbandingan dengan Analisis karya saya adalah bahwa van gogh juga mengalami perkembangan dan perubahan dari impresionisme ke Ekspresionisme.


18.VISUALISASI SEVEN DEADLY SINS MENGGUNAKAN LIGHT ART PHOTOGRAPHY

~Objek:VISUALISASI SEVEN DEADLY SINS

~Teori/Pendekatan:Teori Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah salah satu bentuk dari seni rupa yang berasal dari dalam diri seorang seniman berdasarakan cara pandang seniman terhadap dunia yang tak terpaku pada objek sebenarnya di alam. Singkatnya aliran ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa seniman untuk melukiskan perasaan dan penginderaan batin yang timbul dari pengalaman yang dilaluinya.

~Analisis: Pengalaman berekspresi dan berkreasi dalam fotografi menginspirasi penulis menggunakan salah satu teknik fotografi yang menggunakan teknik bulb atau biasa dikenal dengan light art photography (Light Painting). Teknik ini dilakukan dengan cara menggerakan sumber cahaya yang dilakukan untuk membentuk suatu tulisan atau gambar yang kemudian direkam oleh kamera menggunakan shutter speed yang rendah atau pada mode bulb. Menggunakan teknik ini penulis ingin mengangkat tema tujuh dosa mematikan (Seven Deadly Sins) dengan pendekatan ekspresionis lalu dituangkan melalui medium seni light art photography. Visual yang disajikan adalah serial tujuh karya fotografi yang masing-masing mempresentasikan tujuh dosa mematikan. Selain untuk dinikmati harapannya para audiensi dapat mengambil pesan dari karya ini dan bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

~Kesimpulan:Teori Ekspresionisme adalah salah satu bentuk dari seni rupa yang berasal dari dalam diri seorang seniman berdasarakan cara pandang seniman terhadap dunia yang tak terpaku pada objek sebenarnya di alam.Visual yang disajikan adalah serial tujuh karya fotografi yang masing-masing mempresentasikan tujuh dosa mematikan. Selain untuk dinikmati harapannya para audiensi dapat mengambil pesan dari karya ini dan bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Perbedaan Analisis dengan Analisis saya adalah visualisasi yang diciptakan karya van gogh yaitu Wheatfield with crows menampilkan karya yang membuat perasaan dan emosi yang nyata terlihat pada karya tersebut karena menggunakan Ekspresionisme.


19.ANALISIS MAKNA DALAM LUKISAN KARYA MUJIB DARJO

~Objek:Lukisan Karya Mujib Darjo

~Teori/Pendekatan:Teori Impressionisme

~Analisis:Secara umum, berikut merupakan ciri-ciri aliran impresionisme menurut Hauskeller (2015:4). 1. Gambar pada lukisan tidak detail, hanya impresi saja yang tampak mirip jika dilihat dari jauh 2. Palet warna yang cerah dan kontras berdasarkan teori pengelompokan lingkaran warna 3. Fokus melukis pantulan cahaya pada subjeknya, dibandingkan detail subjeknya sendiri 4. Menggunakan sapuan kuas kecil yang disebut dab yang merupakan istilah luar untuk cocolan sambal 5. Marka kuas pada lukisan cenderung tampak dan tidak ditutup-tutupi Dalam penelitian ini, teori seni lukis impresionisme digunakan sebagai rujukan karena karya-karya seni lukis Mujib Darjo memiliki karakteristik lukisan dengan aliran impresionisme.

~Kesimpulan:aliran impresionis. Karya-karyanya cenderung sederhana, objek dilukis secara impresif, objek tidak dibuat detail, dan fokus memperhatikan pantulan cahaya pada objek yang dilukis. Dari segi tekstur yang dihasilkan menjadi lebih halus dibandingkan saat melukis dengan teknik finger paniting

Perbandingan dengan analisis saya adalah mungkin memang aliran impresionisme juga terdapat dalam objek karya yang saya analisis namun ada ekspresionisme yang membedakan dimana karya tersebut lebih berasa perasaan dan emosinya.


20.Representasi Feminisme Dalam Karya Sastra (Kajian Semiotika Sosial Novel “Eks Parasit Lajang” Karya Ayu Utami)

~Objek:Novel Eks Parasit Lajang karya ayu utami

~Teori/Pendekatan:Teori Representasi Aristoteles

~Analisis:Representasi yang pada akhirnya menghubungkan antara makna dan bahasa terhadap budaya. Hall mendefinisikan bahwa representasi disini berarti menggunakan bahasa untuk berkata tentan sesuatu yang bermakna kepada orang lain. Represetasi adalah bagian esensial dari proses di mana makna diproduksi dan dipertukarkan diantara anggota – anggota dari sebuah budaya. Dalam semiotika, representasi disini melibatkan bahasa, tanda, dan gambar yang mewakili atau merepresentasikan sesuatu.

~Kesimpulan:maka dapat disimpulkan bahwa teks berfungsi sebagai tanda yang secara kumulatif bermakna perlawanan terhadap nilai – nilai budaya patriarki, agama dan status sosial yang di interpretasikan sebagai pandangan yang tidak adil karena dengan pengaruh sosial yang men dogma kan kedudukan wanita selalu berada di dibawah pria sehingga kedudukan tersebut dinilai oleh penulis sebagai wujud ketidak adilan gender terutama terhadap kaum perempuan.

Perbandingan Artikel,Artikel saya merepresentasikan perasaan pelukisa yang tercurahkan lewat lukisannya sehingga menggunakan teori ekspresionisme.


21.SEMIOTIKA VISUAL KARYA LUKISAN PENGIDAP SKIZOFRENIA

~Objek:Karya lukisan pengidap skizofrenia

~Teori/Pendekatan:Teori semiotik Ferdinand de Saussure

~Analisis:Penggunaan metode semiotika yang meluas saat ini dan banyak dimanfaatkan dalam pembacaan karya-karya seni rupa kontemporer dipandang relevan untuk memahami keunikan tanda-tanda visual yang merefleksikan “self-expression” (ekspresi diri) dari individu dengan masalah psikosis, seperti skizofrenia. Karena, karya-karya lukis yang mereka hasilkan umumnya merupakan ekspresi dari perasaan, pikiran dan pengalaman ketaksadaran (unconscious) yang merefleksikan masalah psikologis yang dialaminya, serta tidak jarang juga dari karya seni tersebut kita mampu mengetahui atau menganalisa apa yang dirasa oleh pengidap skizofrenia dan juga hal apa yang membuat sang pengidap mampu terkena penyakit jiwa tersebut lewat dari warna, garis, objek, bentuk dari karya seni yang mereka hasilkan.

~Kesimpulan:Meskipun skizofrenia merupakan penyakit yang sangat sulit sekali untuk dijabarkan bagi si pengidap, namun dengan media lukisan atau visual yang dapat kita liat dari karya si pengidap tersebut. Kita dapat berasumsi menggunakan teori semiotika dari Ferdinand de Saussure dengan metode signifiant dan signifie untuk mengetahui apa yang ada di pikiran si pengidap melalui hasil karya tersebut, bisa saja itu sebagai pemacu hal penyebab mengapa ia bisa terkena skizofrenia, ataupun hanya sekadar mengekspresikan diri melalui media visual sehingga kita mampu mengerti apa yang mereka rasakan. Karena dibalik setiap tanda lukisan (signifiant) pasti ada arti (signifie) yang tersirat di dalamnya.

Perbandingan dengan Artikel analisis saya adalah Ekspresionisme menunjukkan perasaan dan di karya lukisan yang saya jadikan objek terlihat seperti depresi dan kesedihan.


22.Ikonografi Karya Sudjojono “Di Depan Kelamboe Terboeka”

~Objek:Karya Sudjojono Di depan kelamboe Terboeka

~Teori/Pendekatan:Teori Ikonografi

~Analisis:Ikonografi mempelajari makna dari sebuah karya seni melalui kajian aspek internal dan eksternal. Aspek internal sebuah karya seni seperti subject matter, gaya, dan aliran, sedangkan aspek eksternal berkaitan dengan situasi sosiohistoris yang melingkupi ketika karya seni tersebut dibuat. Maka dengan menggunakan pendekatan ikonografi akan diperoleh pemaknaan yang lebih luas dari sebuah karya seni. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa “Di Depan Kelamboe Terbuka” menggambarkan jiwa nasionalisme sebagai pemberontak estetika Mooi Indie yang telah mapan dalam kultur kolonial feodal. Karya tersebut menunjukkan pergulatan pemikiran dalam suatu situasi sosial yang didominasi konsep estetika tertentu. Sudjojono mampu merumuskan konsep seni yang berasal dari kejujuran dan kepekaan dalam melihat realitas sosial dan dikenal dengan kredo jiwa ketok.

~Pengalaman:Melalui kajian ikonografi bisa memperoleh pemahaman terhadap artefak karya seni lukis Di Depan Kelamboe Terboeka (DDKT), baik pada aspek tekstual, kontekstual, maupun pemaknaan yang lebih subtil. Selain itu, juga memberikan pemahaman bahwa karya seni mampu mengungkapkan fakta-fakta sosial dan mental suatu zaman dengan menggunakan konstruksi pengetahuan yang saling berkait dan mendukung. Dalam kajian ini telaah terhadap karya seni lukis Sudjojono memperoleh ikatan dengan konteksnya melalui analisis pada gaya hidup.

Perbandingan dengan Artikel yang saya buat adalah Teori ikonografi mungkin bisa digunakan namun ekspresionisme yang saya gunakan sudah pas untuk menentukan,apalagi memang objek lukisan yang saya gunakan memang sangat ekspretif.


23.ANALISIS FORMAL KARYA LUKIS BAYU WARDHANA

sumber:4163-8640-1-PB.pdf

~Objek:Karya Lukis Bayu Wardhana

~Teori/Pendekatan:teori dari Edmund Burke Feldman.

~Analisis:Bentuk objek yang dihadirkan dalam lukisan ini terlihat ekspresif dengan pencahayaan yang tercapai, bisa dilihat dengan penggambaran objek utama sebuah perahu dan juga background pepohonan serta batu yang hanya memperlihatkan kesan bentuk dan tidak telihat detail. Jika diamati pada objek lukisan on tne spot yang berjudul perahu bengawan diatas, penggambaran objek terlihat paling detail hanya pada bagian objek perahu, pada objek perahu terlihat penggambaran bentuk yang jelas, namun untuk pencahayaan perahu goresan sangat terasa kasar pada bagian warna putih pada bagian atas perahu sebagai pengambaran pantulan cahaya serta warna hitam pada bagian bawah perahu.

~Kesimpulan:Tema dalam lukisan karya Bayu wardhana berupa keindahan Alam beserta berbagai aktifitas kehidupan didalamnya. Tema tersebut yang menjadi konsep Bayu dalam melukis, karena Kecintaan Bayu terhadap alam membuatnya menemukan keindahan-keindahan didalamnya untuk dieksplor dan visualisasikan kekanvas. Sedangkan proses penciptaan lukisan Bayu wardhana dengan gaya on the spot agar lebih bebas berekspresi secara spontan dengan mendatangi objek tempat yang akan Ia lukis, proses dalam melukis Bayu dengan prinsip mengejar sinar matahari, denganmemanfaatkan sinar matahari Ia sesegera mungkin menyelesaikan lukisannya untuk mendapatkan kesempurnaan gelap terang dalam objek lukisannya.

Perbandingan dengan Artikel analisis objek saya adalah,memang objek saya terlihat seperti keindahan alam juga namun lebih didominasi dengan bagaimana perasaan si pembuat,Wheatfield with Crows dimana terdapat ladang yang menggambarkan suasana alam namun terdapat sekumpulan gagak.


24.ANALISIS KARAKTERISTIK KARYA SENI LUKIS RADI ARWINDA

Sumber:21331-42281-1-SM.pdf

~Objek:Karya seni lukis Radi Arwinda

~Teori/Pendekatan:Teori Kritik Seni

~Analisis:Sesuai dengan data yang sudah dikelompokan, penulis melakukan penguraian secara deskriptif hasil analisa data yang sudah dilakukan. Menurut pada analisis menggunakan teori kritik seni, penulis melakukan kritik dengan menggunakan jenis, pendekatan dan tahapan yang sudah dijelaskan pada BAB sebelumnya. Disini, Penulis akan menggunakan jenis penelitian berupa kritik populer dengan pendekatan ekspresivisme dan tahapan yang dimulai dengan deskripsi, analisis formal, interpretasi dan diakhiri dengan evaluasi serta penilaian. Sesuai dengan tabel yang sudah disediakan di atas, pengelompokan dari setiap karya terdiri dari Media, Tema, Bentuk dan Warna dari karya yang sudah dibuat oleh Radi Arwinda.

~Kesimpulan:kesimpulan bahwa Karakteristik dari karya lukis konvensional Radi Arwinda adalah penggunaan anatomi manusia yang dikombinasikan dengan anatomi hewan dimana hewan yang digambarkan terdiri dari babi dan kucing. Tidak jarang kombinasi yang dilakukan oleh radi arwinda terdiri dari gabungan antara anatomi makhluk hidup dengan benda mati, contohnya adalah kombinasi antara anatomi kucing dengan bentuk pesawat terbang. Adapun karakteristik dari latar belakang yang dibuat oleh Radi Arwinda, yaitu menggunakan motif batik Megamendung sebagai pelengkap dalam lukisannya. Perbandingan dengan Artikel yang saya buat adalah,teori kritik tidak digunakan,melainkan menggunakan Teori Ekspresionisme yang lebih menggambarkan ekspresi dan sesuai dengan objek yang saya analisis.


25.Analisis Artefak Cinta Dalam Karya Lukis Abstrak Ekspresionis Acep Zamzam Noor

~Objek:Karya lukis Acep ZamZam Noor

~Teori/Pendekatan:Teori Ekspresionisme

~Analisis:Ekspresionisme adalah salah satu bentuk dari seni rupa yang berasal dari dalam diri seorang seniman berdasarakan cara pandang seniman terhadap dunia yang tak terpaku pada objek sebenarnya di alam. Singkatnya aliran ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa seniman untuk melukiskan perasaan dan penginderaan batin yang timbul dari pengalaman yang dilaluinya.akhir tahun 2018 Acep Zamzam Noor mulai melukis Abstrak Ekspresionis yang dimulai dengan judul utama Artefak Percintaan Kita. Artefak Percintaan Kita merupakan sebuah series lukisan dan judul buku kumpulan puisi karya Acep Zamzam Noor. Series ini di buat dari tahun 2018 sampai sekarang. Artefak percintaan kita ini merupakan karya Acep Zamzam Noor dengan salah satu tujan untuk menyampaikan pesan pengalamannya selama hidup dan berkesenian.

~Kesimpulan:Teori Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa seniman untuk melukiskan perasaan dan penginderaan batin yang timbul dari pengalaman yang dilaluinya.Pada analisis karya tersebut menggunakan teori ini karena pelukisa mengekspresikan lukis abstrak.Begitu pula dengan lukisan yang saya analisis,walau terdapat perbedaan ekspresi.


26.GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH NEDENA DALAM NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA

~Objek:Novel Dadaisme

~Teori/Pendekatan:Teori sastra

~Analisis:Dadaisme adalah novel pertama Dewi Sartika, penulis muda yang memulai kariernya sebagai seorang penulis produktif sejak tahun 2003. Ketika itu, novel pertamanya Dadaisme dinyatakan sebagai pemenang pertama pada Sayembara Novel DKJ 2003. Setelah terbitnya novel perdananya itu, Dewi kembali menulis beberapa novel remaja, di antaranya adalah Natsuka, My Silly, Numeric Uno, dan Dunia-Dunianya. Selain menulis novel, Dewi juga bekerja sebagai penulis naskah The Coffe Bean Show, sebuah acara komedi di salah stasiun televisi swasta (TRANS TV).

~Kesimpulan:Dalam Novel tersebut penulis artikel membuat analisis menggunakan teori sastra dimana teori tersebut memberikan sebuah analogi tentang gangguan kejiwaan dan kaitannya dengan seni.Perbedaan dengan Artikel analisis saya adalah Teori Ekspresionisme lebih menunjukkan ekspresi yang memang dimana terlihat pada karyanya,seperti Wheatfield in the crows karya van gogh,beliau me menunjukkan ekspresi sedih,murung,dan depresi didalamnya.


27.KARYA SENI LUKIS ABSTRAK EKSPRESIONISME SEBAGAI DAYA TARIK VISUAL COFFEESHOP “BUDAYA KOPI MOJOKERTO”

~Objek:KARYA SENI LUKIS ABSTRAK EKSPRESIONISME

~Teori/Pendekatan:Teori Ekspresionisme

~Analisis:Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari karya lukis abstrak ekspresionisme terhadap daya Tarik visual “Budaya Kopi Mojokerto”, dikarenakan sangat jarang di Mojokerto terdapat karya lukis yang dijadikan sebagai ambient media,Proses pembuatan karya lukis ini selalu diawali dengan penemuan ide dari lingkungan sekitar, kemudian mengembangkan ide tersebut dengan cara mencatat objek visual yang akan digambar, selanjutnya pembuatan sketsa pada kertas, Menentukan warna cat, mengaplikasikan pada media, menentukan posisi objek , membuat detil, memberi garis acak, cipratan dan yang terakhir memberi lapisan coating cat pernis agar karya lebih tahan lama dan terlihat mengkilat. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan subjek penelitian ini, dengan adanya karya-karya tersebut, Budaya Kopi Mojokerto memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri yang membedakan dengan choffeeshop lainnya.

~Kesimpulan:Penelitian ini memberikan edukasi tentang karya seni lukis abstrak ekspresionisme kepada masyarakat, pengunjung Budaya Kopi Mojokerto, dan diharapkan dapat memberi bahan edukasi juga informasi tentang media dan ruang berkarya baru. Selain itu juga memberi influence untuk pengajar seni rupa pada sekolah formal maupun sanggar seni di sekitar kota Mojokerto agar lebih ter-Update informasi tentang Karya lukis abstrak ekspresionisme.Perbedaan artikel tersebut dengan milik saya walaupun sama teorinya adalah wheatfield with crow adalah lukisan van gogh yang menggambarkan perasaan dirinya sebelum kematian datang.


28.NILAI ESTETIKA DALAM LUKISAN ABSTRAK KARYA AFFANDI

~Objek:Lukisan abstrak karya AFFANDI

~Teori/Pendekatan:Teori Estetika

~Analisis:seni lukis abstrak adalah seni yang diekspresikan melalui bentuk garis, warna dan tekstur yang tidak mengacu pada suatu objek yang nyata, melainkan dengan bentuk imajinasi,Jenis lukisan gaya abstrak ini merupakan tingkat tertinggi dalam dunia melukis. Untuk dapat memahami karya seni lukis abstrak memang tidaklah mudah, karena biasanya antara sesuatu yang menjadi objek lukis tersebut nyaris berbeda jika dituangkan dalam lukisan bentuk abstrak. Secara visual, hanya perpaduan antara warna, garis, goresangoresan, dan unsur yang tidak beraturan akibat dari percampuran warna cat yang dituangkan secara sengaja ataupun tidak.

~Kesimpulan:Estetika dalam penelitian ini mengacu pada nilai-nilai keindahan dalam karya seni. Nilai keindahan sendiri tidak tentu, sangat relatif apabila dikaitkan pada dua komponen sudut pandang antara objek estetis dan subjek penikmatnya,Perbedaan Antara analisis tersebut dengan saya adalah Nilai estetik pada lukisa whetfield with crow terdapat pada makna dan coretan dalam lukisan tersebut yang mengekspresikan sang pembuat,Affandi juga merupakan pelukisa yang menggunakan ekspresionisme.


29.STRES DALAM SENI LUKIS EKSPRESIONIS

~Objek:Lukisan Ekspresionis

~Teori/Pendekatan:Teori Ekspresionisme

~Analisis:Berdasarkan hasil karya lukis yang dibuat, dapat disimpulkan bahwasanya dalam mengekstraksi sebuah tema kondisi sosial sebagai permasalahan utama memiliki kerumitan dan tantangan tersendiri. Membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi, ditambah lagi dalam gaya ekspresionis spontanitas adalah sebuah keharusan. jadi sebelum mewujudkannya di atas kanvas haruslah benar-benar di renungkan dulu. Adapun yang menunjang dalam proses penciptaan ini adalah banyaknya literatur yang didapatkan menyangkut masalah psikologis, serta banyaknya data yang didapatkan dari lapangan. Dari paparan kesimpulan di atas maka saran dari penulisan ini adalah untuk mengasah kemampuan individual dalam berkarya rupa, memicu motivasi masyarakat untuk lebih mengenal stres, agar setiap lembaga memberikan pemahaman tentang stres.

~Kesimpulan:Membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi, ditambah lagi dalam gaya ekspresionis spontanitas adalah sebuah keharusan. jadi sebelum mewujudkannya di atas kanvas haruslah benar-benar di renungkan dulu. Adapun yang menunjang dalam proses penciptaan ini adalah banyaknya literatur yang didapatkan menyangkut masalah psikologis, serta banyaknya data yang didapatkan dari lapangan.

Menggunakan Teori Ekspresionisme untuk menciptakan sebuah karya,Begitu pula dengan analisis saya meskipun ada perbedaan namun objek yang saya kaji memang sebuah karya gaya ekspresionis yang berarti menggunakan teori ekspresionisme.

30.ANALISA UNSUR ESTETIKA DESAIN IDENTITAS VISUAL KARYA STUDIO DESAIN PENTAGRAM BERDASARKAN KACAMATA TEORI EKSPRESI DAN FORMALISME

~Objek: Desain identitas visual karya studio desain pentagram

~Teori/pendekatan:Teori Ekspresi dan Formalisme

~Analisis:Estetika adalah cabang ilmu yang mendalami tentang nilai, terutama nilai keindahan. Dalam konteks desain komunikasi visual, istilah estetika ini berada dalam lingkup yang lebih sempit, terkait dengan ranah filsafat seni (Braembussche, 2006:4). Selain ketepatan aspek komunikasinya, sebagai keilmuan seni aplikatif nilai keindahan dalam desain komunikasi merupakan salah satu aspek yang sering dikaji. Salah satu bidang dalam desain komunikasi visual yang cukup ikonik adalah desain identitas visual. Identitas visual, yang mana merupakan bagian dari kegiatan branding suatu perusahaan, sarat akan elemen visual yang berfungsi sebagai alat identifikasi identitas perusahaan, seperti desain logo dan elemen grafis yang dibangun untuk menciptakan identitas perusahaan secara visual. Tentunya desain identitas visual sebagai seni aplikatif juga dapat diapresiasi dari sudut pandang estetika.Ada dua teori ekspresi yang populer, yaitu teori Leo Tolstoy dan teori Benedetto Croce dan Robin George Collingwood (teori Croce-Collingwood atau teori CC). Tolstoy memiliki tiga poin utama dalam teorinya yaitu yang pertama ia berpendapat bahwa seni adalah murni dari sebuah emosi, berbeda dengan sains yang lebih rasional dan logis, seni lebih mengekspresikan suatu konsep dan pikiran yang lebih mengarah kepada emosi dan intuisi. Yang kedua ia berpendapat bahwa seni adalah murni dari emosi, fungsi seni adalah “menginfeksi” audience, sehingga emosi yang dirasakan seniman dapat dirasakan audience, dan yang ketiga adalah menyangkut permasalahan etika yaitu apabila seni “menginfeksi” perasaan audience, maka seni itu harus dapat meningkatkan moral masyarakat (2006:39).Ekspresi, layaknya intuisi dan imajinasi, berada di dalam pikiran sang seniman, atau bisa disebut dengan seni sebagai ekspresi diri. Croce mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara ekspresi dan juga intuisi. Keduanya merupakan hal yang sama dan identik. Ketika kita menggambar persegi pada sebuah kertas, kita bukan memiliki intuisi terhadap bentuk persegi, kemudian mengekspresikannya pada kertas. Melainkan, intuisi dan ekspresi tersebut terjadi secara bersamaan. Layaknya Croce, Collingwood juga mengatakan bahwa imajinasi dan ekspresi terjadi secara bersamaan. Imajinasi tidak mendahului ekspresi.

~Kesimpulan:Semua seni dapat dilihat dari berbagai kacamata teori dan pendekatan, seperti misalnya dari kacamata teori ekspresi, maupun kacamata formalisme. Menurut kacamata formalisme, karya yang indah memiliki emosi estetis. Menurut kacamata teori ekspresi, karya yang indah merupakan ekspresi otentik dari sang seniman, atau bahkan tidak perlu diekspresikan sama sekali, hanya perlu ide atau pemikiran. Kedua paham estetika ini, baik teori ekspresi dan formalisme, mampu menjawab banyak pertanyaan mengenai esensi dari seni dan desain.

Perbedaan dengan Analisis karya saya adalah teori ekspresi diperlihatkan melalui suasan dan gambaran karya Wheatfield with the crow,dimana suasana gelap dan banyak burung gagak ,memberikan ekspresi suram dan sedih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Penulisan Artikel Ilmiah Tahap 1

Perjalanan Dan Analisis Karya Seni Pada Pekan Kebudayaan Nasional